Seperti halnya kanker payudara yang bisa
diperiksakan sendiri dengan teknik sadari, kanker limfoma pun bisa
dideteksi secara dini. Apalagi gejalanya berupa benjolan mudah
diketahui.
Dokter spesialis penyakit dalam yang sekaligus
merupakan konsultan hematologi-onkologi medik Andhika Rachman mengatakan
Anda bisa periksa sendiri di tubuh Anda, apakah ada benjolan tertentu,
apalagi di area yang banyak biasanya muncul benjolan. Area tersebut
adalah leher, rahang bawah, ketiak atau lipatan paha.
"Periksa
kelenjar sendiri. Pada semua kanker kelenjar itu nomor satu," kata
Andhika saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa (15/9).
"Waktu mandi, pas masih pakai sabun kan licin itu bisa periksa sendiri. Tekniknya bisa dipencet-pencet atau diurut."
Andhika
mengatakan dengan cara ini Anda bisa menemukan ada atau tidaknya
benjolan dalam tubuh Anda. Jika ternyata ada benjolan dan Anda tidak
mengalami kesakitan sama sekali akibat benjolan itu, Anda harus tetap
waspada.
"Kadang memang painless. Itu yang membuat orang menjadi lengah," ujar Andhika.
Apabila
ditemukan benjolan-benjolan di tubuh segeralah periksakan ke dokter.
Sebab banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Bisa infeksi atau
peradangan, atau bahkan bisa saja kanker limfoma.
Memang banyak
kemungkinan yang terjadi ketika Anda melakukan pemeriksaan sendiri ini.
Tapi, Andhika berpesan deteksi dini ini amat penting sebab dalam kondisi
tertentu, jika didiamkan kanker ini akan menyebar ke organ tubuh
lainnya seperti paru-paru dan sumsum tulang belakang.
Pencegahan
Kendati
belum ditemukan langkah pencegahan yang pasti untuk kanker limfoma, ada
beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menangkis penyakit itu.
Pertama,
jaga daya tahan tubuh. Salah satu penyebab kanker ini adalah penurunan
daya tahan tubuh. Anda juga diharuskan menjaga kesehatan agar terhindar
dari beragam virus yang juga bisa dapat menurunkan daya tahan tubuh.
Selain
itu, dalam beberapa penelitian, menjaga pola makan juga bisa mencegah
kanker limfoma. Pola makan yang sehat dan berat badan yang normal dapat
mengurangi risiko kanker limfoma.
"sumber : Jakarta, CNN Indonesia